Thursday, August 25, 2011

Renungan dan Refleksi Kemerdekaan Republik Indonesia ke 66 Tahun


DISKUSI DAN REFLEKSI KEMERDEKAAN RI Ke 66 TAHUN,
19-08-1945
BULETIN edisi : Hut Kemerdekaan Indonesia Ke 66
Dengan Tema :  MAKNA KEMERDEKAAN                                                                                                                    Bandung 17-08 2011
Itulah tema Diskusi dalam Pertemuan ini. Yang Di laksanakan Oleh  : LENTERA ZAMAN

 SALAM NUSANTARA
·         Kinaona  (Wah)
·         Bahaba  (Habaget)
·         Suba Jou  (Jou Suba)
·         Majuajuah  (Majuajuah)
·         Adil ka’talino Bacuramin Ka’saruga Basengat Ka’jubata  (Arus)
·         Kulonuwun  (Monggo)
·         Horas  (Horas)
·         Tabe  (Tabe)
·         Sampurasun  (Rampes)
16-Agustus-2011 pukul 08:30 malam kemarin menjadi malam yang mengharukan bagi saya yang akhirnya membuat saya untuk  mengabadikan lewat tulisan ini, mudah2an bermanfaat buat kita semua, dan Bangsa Kita INDONESIA. dimana sekelompok anak-anak muda dari seluruh penjuru Nusantara ini bersatu dalam satu lingkaran yang sama, satu pijakan yang sama di Bumi Pertiwi berjalan menuju pusaran yang sama, dan mengiringi kami menuju pusaran yang sama. tanpa ada rasa perbedaan, yang menghilangkan ego-ego kultur, pribadi,  agama, maupun ego-ego/kepentingan yang lain. dengan tata cara Adat Istiadat, dengan Pakaian Adat masing-masing lalu menyatukan diri kita, Sumatra, Sulawesi, Jawa, Papua. Kalimantan, NTT dan saya Sendiri yang kebutulan satu-satunya dari Maluku bagian Utara, bersatu’ satu Nada (Indonesia Bersatu) acara ini dimulai dengan Ngarekes oleh Mang Pulung (masyarakat adat Kanekes), Rajah Oleh Pak Dodi, kemudian Buniwangi oleh Teh Atin dan Pitutur yang di ambil dari Naskah jawa Barat, Lanjut’ Indonesia Raya dan Pembacaan Pidato Soekarno, Pembacaan UUD 45 Oleh kang Oos, Proklamasi Oleh Daeng Keleeng. suasana semakin terharu ketika Renungan dan Doa Nusantara. masing-masing membacakan doa dengan bahasa daerah masing-masing, Doa NUSANTARA: Diwakili Oleh Ngungare Adi (Ternate), Kak Eka (Makasar), Daeng Keleeng (Bugis), Bang Tavip (Karo), Ambu Esty Ngawening Panggalih (Jawa Barat). Dari situ saya baru tau, bahkan baru merasakan ikatan kekeluargaan yang begitu besar yang Disebut INDONESIA, yah Indonesia. Bhineka Tunggal ika, Berbeda-beda tapi satu jua, benar-benar sangat terasa, dan memperkuat saya bahwa bangsa ini sangat beragam dan kaya, YA JOU SI KABUL NGOM NGOFA SE DANO’ YA JOU. Makna kemerdekaan, yahh” makna kemerdekaan’ Merdeka… Merdeka… Merdeka… teriak para pejuang Negeri ini pada saat memperjuangkan hak-hak sebagai anak Bangsa yang terjajah, terjajah secara Ekonomi, sosial, Politik, Budaya dll. Yang  mungkin teriakan itu masih ada hingga saat ini, yang mengelora di jiwa anak Bangsa. Namun  dengan teriakan ingin Merdeka inilah yang akhirnya bisa menyatukan kita dalam satu wadah yang disebut “INDONESIA” bukan merdeka tanpa batas yang akhirnya memecah belah Bangsa ini. Marilah bersatu. Teringat Pidato Soekarno, 24 September 1955’ yang mungkin saya ambil sebagai pengantar tulisan ini,.. “Sebelum kita memproklamasikan kemerdekaan. 17-8-1945. Aku ingin membentuk satu wadah yang tidak retak, yang utuh, yang mau menerima semua masyarakat Indonesia yang beraneka-aneka itu dan yang bermasyarakat Indonesia mau duduk pula didalamnya, yang di terima oleh saudara-saudara yang beragama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan oleh saudara-saudara yang beragama lain, yang bisa di terima oleh saudara-saudara yang adat istiadatnya begitu dan yang bisa di terima oleh saudara-saudara sekalian”. Begitulah isi dari Pidato Soekarno. Yang pada acara Renungan dibacakan oleh Daeng Addcong yang lantang, sehingga suasana Lebih Khikmat dan haru, yang membuat kita merenung sejenak melihat  situasi dan Kondisi bangsa Saat ini, yang kian hari makin terpuruk.  Dan seterusnya yang tidak mungkin saya tulis semuanya karena batasan kolom Tulisan.  Mudah-mudahan tulisan ini menjadi renungan buat kita semua. Ahung
Diskusi: Setiap 17 Agustus kita memperingati hari kemerdekaan tetapi bangsa kita tidak pernah paham apa artinya Kemerdekaan saya jamin itu. Itulah obrolan awal yang langsung di paparkan Oleh  Kang Lucky Hendrawan pemerhati/pelaku Budaya dan Juga Dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB), Yang di undang sebagai Pemateri/pengantar Diskusi’ Dengan tema “MAKNA KEMERDEKAAN”, 16 agustus 2011 malam’ jam 08-30 di sekretariat Lentera Nusantara. Peserta yang datang sebagian besar Para pelaku Adat, Budaya, Seniman, akademisi, Pemuda Pelajar di kota Bandung dan juga Organ-Organ Kemasyarakatan yang ada di Bandung dll. Lanjutnya. Merdeka itu merdeka dari apa,? merdeka dari siapa.? Arti kata kemerdekaan atau merdeka itu adalah tidak dalam terjajah, tidak dibawah tekanan atau paksaan pihak manapun. Merdeka juga tidak tergantung dan tidak bersandar  kepada apapun dan juga kepada siapapun itulah kemerdakaan sesungguhnya. Berdaulat, bebas menentukan sikap dan prilaku, dan kebebasan mengelola segala sumber daya.
Kemerdekaan tanpa kedaulatan suatu bangsa adalah roda kehidupan yang belum berjalan dengan baik dan benar atau ibarat.. TANAH GARAPAN YANG TERLANTARKAN. Kemerdekaan tanpa kedaulatan itu sama dengan PELUANG YANG TIDAK DIGUNAKAN  atau BELUM TERMANFAATKAN. Boleh jadi hal itu memang dipaksa harus terjadi di Negara kita, sebab lebih dari 25 negara harus menjaga kepentingan di Negeri ini.  Contoh, Freeport di Papua sehari menghasilkan 300Kg emas (dahulu bangsa kita hanya diberitakan bahwa mereka menggali tembaga…) kontrak mereka berlangsung selama 40 tahun… dan konon telah di perpanjang untuk jangka waktu 99 tahun, silahkan di kalikan sendiri kata Kang Ucy nama sapaannya, Sambil Senyum sinis, lanjutnya: celaknya perusahaan Multinasional itu menjadi idaman para sarjana kita untuk dapat bekerja disana.. tanpa disadari, mereka telah berkhianat kepada bangsanya sendiri… mereka telah menjual kekayaan bumi Indosesia dan memperlancar Proses KEMISKINAN BANGSA.
Disatu pihak hutang Negara Kita terus membengkak seolah tidak pernah ada batasan lunasnya… hingga 1 Dollar setara dengan 9000 rupiah.. itulah derajat angka yang sangat mengerikan… tapi bangsa kita seolah tak peduli..kenapa.? karena Hilang KEDAULATAN yang kunci utamanya adalah PEMBODOHAN katanya sambil Menatap Tajam matanya.
Saat ini seluruh Negara kaya pada prinsipnya Disubsidi oleh Negara yang mereka sebut sebagai Negara berkembang.. dan di Indonesia orang kaya disubsidi oleh orang miskin… pemerintah disubsidi oleh rakyat.
Saat ini, bangsa kita di cap sebagai bangsa kelas TIGA yang hidup di Negara Berkembang… Artinya adalah Bangsa Indonesia di Anggap Baru melewati ZAMAN PRIMITIF… ini sebuah penghinaan yang sudah melampaui batas… celakanya CAP tersebut diiyakan oleh pemerintah kita…
66 Tahun sejak Kemerdekaan 1945 seharusnya 85 % Rakyat Indonesia sudah harus hidup makmur, sebab kita hidup di atas tanah yang maha subur dan tersubur di Dunia. Negri yang kaya oleh segala sumber Alam… tetapi saat ini keadaan Rakyat Indonesia malah sebaliknya… 65 % miskin, 20 % mengah, dan 15 % dalam keadaan kaya Raya…

Monday, March 7, 2011

SERUAN NUSANTARA


SERUAN NUSANTARA

Salam Nusantara !
Semua kita tahu bahwa Indonesia adalah negeri aneka rupa. Kekayaan alam juga segala kekayaan hidup (budaya) bagai kebun bunga yang beraneka warna, indah dan mengagumkan.
Apalah artinya jika  itu hanya jadi hiasan, pemanis obrolan dan basa-basi di waktu senggang saja tanpa kehendak kuat dari kita untuk belajar, untuk mengerti lebih dalam tentang anugerah Sang Pencipta yang langsung kita dapatkan sejak kita dilahirkan di Bumi Pertiwi ini?

“INDONESIA RAYA”


“INDONESIA RAYA”
Versi Lama

Indonesia Tanah Airku
Tanah Tumpah Darahku
Di Sanalah Aku Berdiri
Jadi Pandu Ibuku